statistik

Blogger Mobile

Powered By Blogger

Kamis, 23 Agustus 2012

SEJARAH (Bagian II) : Dari Jenni Wardin-Suimin Diharja, Sang Spesial Degradasi

Mungkin Tidak banyak warga Sumatera Selatan yang mengenali nama seorang Jenni Wardin, namun tidak sedikit pula Penggila Sriwijaya FC yang masih terngiang-ngiang akan Nama ini, Setelah manajemen Sriwijaya FC secara resmi melakukan pemecatan terhadap Erick William, maka kursi sebagai pelatih utama di Sriwijaya FC pada musim 2005 tersebut, secara otomatis langsung kosong. Jenni Wardin yang pada waktu Erick William menjadi pelatih Sriwijaya FC menjabat sebagai asisten pelatih, langsung diberikan kepercayaan oleh manajemen untuk menjadi pelatih utama di Sriwijaya FC.

Prestasi Jenni Wardin sebelum menjadi asisten pelatih ataupun pelatih utama di Sriwijaya FC, memang tidak terlalu berkesan. Diantara prestasi yang telah didapatkan oleh Jenni Wardin adalah menjadi pelatih Semen Padang dan berhasil mengalahkan Thailand dengan kemenangan akhir 4-2 pada pertandingan Turnamen Sepak Bola Piala Dr TD Pardede pada bulan September tahun 2000 yang lalu. Pada waktu mengalahkan Thailand, gol semen padang di cetak oleh Erol FX Iba, dua gol dari Purwanto, dan satu gol terakhir dicetak oleh Nico Susanto.

Pertandingan tersebut, merupakan pertandingan yang dianggap sebagai ajang pemanasan bagi para pemain Semen Padang karena pada waktu itu, Semen Padang sedang bersiap menghadapi kompetisi liga Indonesia yang ketujuh. Jenni Wardin hanya mengajak para pemain Semen Padang untuk menciptakan kemenangan dan tetap menjunjung tinggi sportifitas. (MutiaraHolidays.com | PARDEDE CUP 1999: Semen Padang dan Hartap ke "Grand Final")

Dalam catatan kepelatihan Jenni Wardin, Selain ia berhasil meraih kemenangan, Jenni Wardin juga pernah menderita kekalahan. Diantaranya yaitu Pada saat, Semen Padang menghadapi Persija Jakarta dalam lanjutan kompetisi Liga Indonesia Bank Mandiri VII. Semen Padang kalah 0-2 dari Persija melalui gol yang dicetak oleh Antonio Claudio serta Budi Sudarsono dan pertandingan tersebut dilaksanakan di stadion Lebak Bulus, Jakarta, pada hari Kamis tanggal 25 Januari 2001. (http://www.tempo.co.id | Persija Bungkam Semen Padang 2-0)dan *(beritasfc.blogspot.com)

Selama menjadi pelatih Sriwijaya FC ketika menggantikan posisi Erick William, hasil pertandingan dan prestasi yang didapatkan oleh Jenni Wardin tidak terlalu baik. Salah satu hasil pertandingan ketika Jenni Wardin menjadi pelatih Sriwijaya FC adalah Dimana Sriwijaya FC harus menelan kekalahan 0-3 dari PSPS Pekanbaru pada hari Rabu tanggal 18 Mei 2005 dalam derby Sumatera ketika pertandingan tersebut dilaksanakan di Stadion Rumbai, Pekanbaru. Gol PSPS Pekanbaru dicetak oleh Gustavo Ortiz, Nova Zainal, dan Rochi Rochy putirai.

PSPS Pekanbaru yang berhasil mengalahkan Sriwijaya FC dan berhak mendapatkan tiga poin, membuat poin sementara yang didapatkan klub yang dilatih oleh Rully Nerre pada waktu itu adalah 12 poin dari 12 pertandingan yang telah dilalui. Sedangkan Sriwijaya FC harus rela berada di peringkat 14 dari 14 klub yang berlaga di Wilayah Barat pada musim tersebut dengan 8 poin yang telah didapatkan. (http://www.riauterkini.com | PSPS Sukses Tekuk Sriwijawa FC 3-0) dan (beritasfc.blogspot.com)

Target yang ditetapkan manajemen Sriwijaya FC agar Jenni Wardin bisa membawa Sriwijaya FC berada di wilayah aman kompetisi, ternyata tidak berhasil diwujudkan, setelah melakukan rapat Evaluasi terhadap hasil yang didapat Oleh Jenni Waridin, akhirnya Jenni Wardin pun dipecat oleh manajemen Sriwijaya FC dan digantikan oleh Suimin Diharja.

Nahh... Pelatih pengganti Jenni Waridin ini sangat Fenomenal, dan terkesan apa adanya, dengan Gaya santai namun prestasi yang ditorehkannya bukan main-main, Pelatih ini sering akrab dengan Tim-Tim Spesialis papan bawah, atau bisa dikatakan, pelatih ini adalah Jelmaan dari malaikat yang khusus dicari untuk menyelamatkan Klub dari Lubang degradasi.

Setelah melakukan dua kali pergantian pelatih pada musim 2005 dikarenakan hasil yang didapatkan oleh Sriwijaya FC masih membahayakan, akhirnya manajemen Sriwijaya FC pun memutuskan untuk merekrut Suimin Diharja sebagai pelatih Sriwijaya FC pada sisa musim tersebut. Target yang ditetapkan oleh manajemen Sriwijaya FC pada waktu itu, tidak terlalu tinggi, hanya meminta agar Suimin Diharja bisa membuat Sriwijaya FC tidak terdegradasi.

Ternyata, keputusan manajemen untuk merekrut Suimin Diharja yang dikenal sebagai "Pelatih Kampung" ini tidak salah. Peringkat Sriwijaya FC semakin membaik. Beberapa pertandingan yang telah dilalui, terdapat kemenangan yang berhasil diciptakan. Hasilnya, Sriwijaya FC berada di peringkat 9 klasemen akhir Wilayah Barat Divisi Utama Liga Indonesia pada tahun 2005 tersebut. (http://id.wikipedia.org | Divisi Utama Liga Indonesia 2005)

Memasuki awal musim kompetisi tahun 2006, Sriwijaya FC mulai mendatangkan pemain-pemain baru dengan tujuan untuk dapat memperbaiki peringkat Sriwijaya FC agar lebih baik dari musim sebelumnya. Adapun pemain-pemain yang didatangkan oleh manajemen dan pelatih Sriwijaya FC adalah Emeka Okoye, Stephen Mennoch, Antoni Ihnibong, dan Patricio Jimenez. Selain itu, dua orang pemain Indonesia yaitu Andi Odang dan Nico Susanto pun juga direkrut oleh Sriwijaya FC. Namun, pada pertengahan musim kompetisi, Emeka Okoye, Antoni Ihnibong, dan Stephen Mennoch, dilepas oleh manajemen Sriwijaya FC dan diganti dengan Torik El Jannaby, Frank Seator, dan Bradley Scott.

Target yang diberikan oleh manajemen Sriwijaya FC kepada Suimin Diharja pada musim 2006/2007 yaitu berada di papan tengah klasemen akhir, berhasil diwujudkan oleh pelatih yang lebih senang dipanggil "Abang" dan juga sering menggunakan "topi pet". Sriwijaya FC berada di Peringkat 6 klasemen akhir Divisi Utama Liga Indonesia tahun 2006 dan Sriwijaya FC pun mulai dikenal oleh banyak orang karena sering menjadi batu sandungan bagi klub lain dalam perjalanan kompetisi musim tersebut. (http://id.wikipedia.org | Divisi Utama Liga Indonesia 2006)

Namun, dikarenakan prestasi Sriwijaya FC yang belum stabil yaitu ketika Sriwijaya FC bermain di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring sering menang dan imbang, namun ketika bermain di kandang lawan sangat susah mendapatkan kemenangan, Suimin Diharja pun akhirnya secara resmi tidak diperpanjang lagi kontraknya sebagai pelatih untuk musim 2007/2008.

Walaupun telah dipecat, namun nama Suimin Diharja masih tetap melekat di hati para penggemar Sriwijaya FC. Setiap kali datang ke Palembang, Suimin Diharja yang juga pernah melatih Persikabo, PSMS, Persitara, dan Persijap Jepara setelah menjadi pelatih Sriwijaya FC, selalu diterima dengan baik dan dengan suasana persaudaraan oleh para penggemar Sriwijaya FC dan tanpa ragu, Suimin Diharja pun mengucapkan bahwa ketika ke Palembang, dirinya terasa seperti pulang kampung.

"Saya ucapkan assalamulaikum untuk Singa Mania, Sriwijaya Mania dan seluruh suporter SFC, maklum saya tahu ada suporter lainnya (Beladas) yang setia mendukung SFC," Kata Suimin Diharja. (http://palembang.tribunnews.com | Saya Pulang Kampung)

Dan hingga sekarang pun Pelatih ini masih sangat di ingat Oleh para Penggila Sriwijaya FC karena jasa nya yang berhasil menyelamatkan Sriwijaya FC dari Jurang Degradasi pada musim Kompetisi 2005-2006.
Bagaimana dengan kalian ?
Masih ingat kah ?


salah satu sumber berita dikutip dari (beritasfc.blogspot.com)
Contributor writer : @van_chicharito (phebrie poetra)

Dan Follow twitter kami @beritaSFC sekarang !!
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT